Durian tergolong sulit dibuahkan dalam pot sehingga tidak
direkomendasikan untuk tabulampot. Bunga sulit muncul apalagi bertahan
menjadi buah yang matang. Seringkali bunga hanya bertahan sampai
seukuran jempol orang dewasa lalu rontok. Eddy Soesanto, penangkar buah
di Cijantung, Jakarta timur,
menduga itu disebabkan karakter perakaran
pohon durian dewasa yang membesar dan memanjang ke samping. Volume pot
yang terbatas jelas membatasi pertumbuhan akar. Ujung-ujungnya, pasokan
hara pun seret.
Kesulitan membuahkan tabulampot durian itu ditepis Edi Sofiandi,
pekebun di Parongpong, Bandung. “Dulu teknik memindahkan tanaman yang
telah berbuah memang lazim, tapi itu teknik lama,” kata kelahiran
Bandung 43 tahun silam itu. Menurutnya dengan media dan hara tepat
volume pot yang terbatas tetap mampu mendukung perkembangan buah. Dengan
prinsip itu Sofiandi sukses membuahkan tabulampot durian sebanyak 50
tanaman selama 3 tahun terakhir. Monthong umur 4 bulan pascaokulasi
dengan daun lebat, segar, dan hijau dipilih sebagai bakalan tabulampot.
Ia lantas dipindahkan ke polibag besar dan dirawat 4 bulan. Jika
pertumbuhan tetap prima, baru dipindah ke karung plastik.
Media berupa pupuk kandang dan tanah liat dengan perbandingan 1:1.
Tanaman-yang masih dalam karung lalu dibenamkan ke tanah. Caranya dibuat
lubang seukuran karung. Bagian dasar tanah diberi pupuk fosfor berupa
TSP sebanyak 2 sendok makan atau setara 20 g. Fosfor mengoptimalkan
pertumbuhan akar. Taburkan pula furadan dengan jumlah serupa untuk
mencegah kehadiran patogen tanah. Setelah karung dibenamkan, bagian atas
diberi TSP dan furadan dengan dosis sama. Menurut Sofiandi durian
dipindah ke lahan untuk menggenjot pertumbuhan vegetatif. Di sana
tanaman dirawat 8-12 bulan dan dipupuk 2-3 kali. Pascaperawatan, tanaman
diangkat untuk dipindah ke dalam drum. Tanaman dengan bola akar
terbungkus karung lalu ditanam di drum. Ruang antara karung dengan
dinding drum diisi media utama-pupuk kandang dan tanah liat-plus jerami.
Tujuannya media mudah mengalirkan air dan pori-pori udara cukup. Akar
baru dirangsang keluar dari karung dengan menyiramkan perangsang akar
sebanyak 25 ml per 10 l air. Perangsang itu disiram setiap hari selama 1
minggu. Dengan perawatan rutin, buah bakal keluar tahun berikutnya.
by: trubus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar